Amber adalah getah pohon yang telah mengeras/mengering dalam waktu yang cukup lama, umurnya bisa mencapai 120 juta tahun. Para arkeolog pun sudah menemukan amber dalam bentuk artifak-artifak (digunakan manusia) yang berumur 10.000 SM. amber terdiri dari carbon, hydrogen, dan oksigen dengan elemen luarnya adalah sulfur. Sejarah mengabarkan bahwa dahulu kala manusia suka membakar amber karena dapat mengeluarkan bau harum ketika dibakar. Orang jerman pun menyebutnya dengan “bernstein” yg berarti “burnstone”.
Bermula dari keluarnya getah pohon yang menebal, biasanya dari pohon pinus yang akhirnya mengering. Paling tidak getah ini harus berumur 1 juta tahun baru bisa disebut amber. Jika getah ini belum mencapai umur tersebut maka dia hanya bisa disebut copal atau “amber yg belum matang” (immature). Copal lebih lunak dari amber dan akan meleleh di temperatur yang lebih rendah.
Amber terkenal karena inklusinya, biasanya inklusi amber adalah serangga. Getah pohon yang mengering ini dapat menjadi jebakan bagi semut, lebah, rayap, dan serangga lainnya. Bunga, daun-daunan, dan ranting pinus juga biasa ditemukan didalam amber. harganya pun akan berlipat ganda jika inklusi nya adalah serangga yang lebih besar seperti kalajengking, katak, dan kadal. Dan akan lebih baik bila keadaan serangga tersebut dalam keadaan yang sempurna. Amber tanpa inklusi hanya berharga disekitaran beberapa dollar saja, sedangkan yang memiliki inklusi serangga maka harganya bisa mencapai ribuan dollar.
Profil
Warna: Yellow, brown dan beberapa warna lainnya.
Index bias: 1.539-1.545
Berat jenis: 1.05-1.09 +/-
Hardness: 2-2.
Daerah Pantai Baltik di Benua Eropa adalah konsentrasi terbesar sampai saat ini, seperti Denmark, Germany, Lithuania, Polandia, Rusia, Dominika, dan Indonesia. Amber memiliki berat jenis (SG) yang rendah sehingga membuatnya bisa dengan mudah mengapung di air garam (air asin). Jadi ketika cuaca dan erosi “memindahkan” amber dari tempat lahirnya ke tengah lautan, maka aksi ombak-lah yang membawanya kembali ke pantai-pantai terdekat dimana manusia bisa menemukannya dengan mudah. Namun tidak sedikit juga manusia yang menggali lubang-lubang yang lebih dalam di pesisir pantai-pantai tersebut. Republik Dominika adalah penghasil amber terbesar kedua, namun penggalian di daerah ini masih bersifat tradisional sehingga hasilnya tidak mampu menandingi amber Pantai Baltik.
Indonesia juga memiliki amber, konsentrasi deposit terbesarnya terdapat di Pulau Kalimantan dan Sumatera. Amber yang berasal dari Kalimantan dapat menghadirkan wana putih dan kuning. Sedangkan amber dari Sumatera dapat menghadirkan warna putih dan coklat kemerahan. Bahkan, sekarang sudah ditemukan deposit baru di pulau ini yang bisa menghadirkan amber dengan warna semu kebiruan dan kehijauan yang disebut sebagai Green dan Blue Amber.
Terima kasih
Jesse Taslim
Read also:
Petrified wood opal from Indonesia
Fosil and gemologi
kalo d indonesia banyak d temukan di daerah mana ya pak.
sumatra, jawa, dan kalimantan.
artikel yang yang bagus bang JT, kalau secara umum amber di tanah air didominasi oleh copal atau amber? mohon pencerahannya, thanks
Sejauh ini masih didominasi oleh Amber ya pak. Terima kasih
Amber skrng ada yg main giwang istilahnya boss Jesse..heuheu!
SalamGemstone!
Wah, istilah baru ya pak. Tafsirnya bagaimana?
Mau nanya nih om
Apa amber di indonesia yg beredar dipasar masuk kategori opal atau amber?
Mohon dibalas
Kita memiliki keduanya. Nanti setelah masuk ke lab baru bisa dipisahkan karena dalam bentuk bongkahan keduanya bisa terlihat sama. Kuncinya terdapat di tingkat kekerasan yang berbeda, Amber lebih rendah. Terima kasih
Lha, yang dari cirebon itu apa boss ? Katilayu dengan amber sama gak ?
Bisa Amber, mungkin juga bisa Copal.